Jakarta, sebelas12.com – Demi mewujudkan generasi Indonesia sehat dan bersih, Wings Group Indonesia bekerjasama dengan Unicef mendukung layanan air, sanitasi dan kebersihan yang inklusif di sekolah.
Hal itu dilakukan, karena berdasarkan data dari Profil Sanitasi Sekolah tahun 2022, sebanyak 71 persen satuan pendidikan atau setara 27 juta anak di Indonesia, layanan Water, Sanititation, Hygiene (WASH) terbatas. Hanya 28 persen yang mencapai layanan WASH.
Melalui Gerakan Sekolah Sehat, Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah berkomitmen menciptakan lingkungan belajar yang kondusif demi masa depan anak Indonesia lebih baik.
Tahun ini, Wings for Unicef bersama SoKlin akan melakukan kegiatan kampanye “Generasi Bersih Sehat” ke sekolah-sekolah di Aceh, Sulawesi Selatan, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Wings for Unicef akan memberikan edukasi interaktif dalam menyuarakan pentingnya menerapkan Sehat Lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) bagi para murid, guru, maupun orang tua.
Marketing Manager SoKlin, Joanna Elizabeth Samuel mengatakan, bahwa Wings melalui soKlin bekerjasama dengan Unicef menghadirkan lingkungan di sekolah sehat. Sekolah adalah tempat penting untuk pendidikan kesehatan, termasuk belajar menjaga lingkungan.
“Satu juta lebih anak Indonesia menerima bantuan sanitasi bersih pada tahun 2020,” kata Joana, saat konferensi pers Wings for Unicef bersama SoKlin, Kamis 13 Juni 2024.
Ia menambahkan, pada kampanye sesi pertama Wings fokus pada mendukung vaksinasi, kesehatan dan imunisasi. Jilid dua Wings lebih fokus pada kampanye Water, Sanitation, Hygiene (WASH) atau lebih kepada penyediaan sanitasi yang aman dan layak, serta pengembangan alternatif yang layak.
“Kampanye tahun ini ke peningkatan fasilitas WASH yang inklusif bertajuk “Gerakan Generasi Bersih Sehat”. Kita akan fokus di Aceh, Sulawesi Selatan dan daerah lainnya,” ungkap Joana.
Menurutnya, daerah itu dipilih untuk melanjutkan program sebelumnya yang dilakukan di daerah tersebut. Sasaran sebelumnya adalah masyarakat dan saat ini ke sekolah. Nantinya akan melatih guru dan kader PKK sekolah untuk bagaimana mengelola sanitasi di sekolah.
“Kebersihan adalah tanggung jawab bersama, sehingga Wings bersama Unicef menyuarakan Gerakan Generasi Bersih Sehat. Kita akan roadshow ke sekolah-sekolah dan melakukan penyuluhan melalui Campaign Ambassador, serta menggelar kegiatan lainnya untuk memacu semangat siswa,” tandasnya.
Di tempat yang sama, WASH Specialist Unicef Indonesia, Muhammad Zaenal mengatakan bahwa pemerintah mempunyai komitmen kuat dan telah melakukan banyak hal agar sanitasi bisa terwujud untuk semua sekolah.
Termasuk menambah alokasi anggaran melalui DAK. Kemendikbud melihat pentingnya kerja sama untuk meningkatkan WASH dengan indikator air bersih (sumber air layak), Sanitasi, dan Higienis ( harus ada sarana cuci tangan, air yang mengalir dan sabun).
Ada lima pilar penting dalam kampanye sekolah sehat atau gerakan sekolah sehat; Sehat Begizi agar siswa mempunyai pola makan sehat dan gizi berimbang. Sehat Fisik siswa diberikan waktu senam atau bergerak di sela pergantian mata pelajaran. Sehat Imunisasi, dimana sekolah harus memastikan siswa mendapat imunisasi dasar yang lengkap.
Sehat Mental untuk membantu anak-anak terhindar dari stress guna memastikan kelancaran dalam pembelajaran Sehat Lingkungan untuk memastikan siswa hidup dan bermain di lingkungan sekolah yang bersih dan bebas dari penyebaran penyakit.
“Ini upaya sangat bagus yang dilakukan Wings dan Unicef,” kata Zaenal.
Lebih lanjut Zaenal mengemukakan, WASH sangat penting, karena memberikan lingkungan bersih. Sehingga anak-anak bisa belajar dengan baik, terbukti tingkat kehadiran siswa di sekolah dengan WASH yang baik mencapai lebih dari 50 persen.
“Kehadiran anak perempuan di sekolah dengan WASH yang baik, 11 persen lebih tinggi. Begitupun tingkat konsentrasi anak saat menerima pelajaran, mereka akan tertekan saat sanitasi tidak baik, apalagi tidak tersedianya air minum. Anak-anak tidak masuk sekolah karena sakit, salah satunya karena lemahnya WASH di sekolah. Sanitasi sangat banyak manfaatnya untuk hasil dari pembelajaran anak dan kesehatan mereka,” terangnya.
Data Unicef menyatakan bahwa sanitasi yang baik di sekolah, tingkat drop out nya lebih rendah. 1 dari 7 anak perempuan tidak masuk sekolah karena datang bulan dan tidak ada sanitasi yang baik di sekolah. Pihaknya berharap kerja sama ini bisa membawa perubahan paling tidak di provinsi yang menjadi tujuan kampanye ini.
Sementara Campaign Ambassador, Dion wiyoko, berharap gerakan ini akan memberikan dampak yang positif untuk semua.
“Beberapa tahun yang lalu saya sering datang ke pelosok daerah Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur dan barat. Memang betul adanya 27 juta anak Indonesia susah untuk mendapatkan akses air bersih dan juga sanitasi,” ujar Dion.
Oleh karena itu, kata Dion, dengan gerakan-gerakan seperti ini yang bisa membantu mereka semua.
“Akhirnya keresahan itu yang membuat saya untuk menerapkan perilaku hidup sehat kepada keluarga, khusunya ke anak saya. Perilaku-perilaku seperti apa untuk kita membiasakan bersih pakaian, bersih tangan, dan bersih tubuh itu dengan cara bermain. Dan akhirnya saya juga dengan sensoryplay ke anak saya istilahnya dengan mencuci pakaian, mencuci tangan terus juga mandi dengan cara yang fun. Sehingga memori anak pun akan lebih gampang masuk, dan akhirnya tertanam bahwa bersihb dan sehat itu penting,” tandasnya. (*Red)