Bandung, sebelas12.com – Program percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah berjalan dalam hitungan bulan telah dirasakan manfaatnya oleh dunia usaha. Jutaan pelaku usaha, termasuk yang berskala mikro, kecil, dan menengah sudah memperoleh bantuan dalam bentuk restrukturisasi kredit maupun melalui kucuran pembiayaan modal. Agar manfaat dari program ratusan triliunan ini dapat dioptimalkan, semua pihak, terutama pelaku usaha yang menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat harus cakap memanfaatkan stimulasi pemerintah ini sehingga target-target pemulihan ekonomi yang diharapkan dari kebijakan dapat berjalan sesuai harapan.
Untuk mendorong optimalisasi stimulasi PEN ini, diperlukan juga pemahaman yang holistik dari pelaku usaha agar dapat saling bersinergi dan berkolaborasi bersama-sama dalam menciptakan iklim usaha yang bergairah. Sinergi yang kuat juga perlu dijalin oleh pemerintah, lembaga keuangan dan pelaku usaha sebagai pilar-pilar penentu keberhasilan dari program pemulihan ini.
Kerangka pemahaman ini menjadi salah satu ruh yang mendasari setiap gerak bank bjb dalam merealisasikan langkah-langkah strategis dalam mendorong program PEN. Semangat keselarasan antara pola pikir dan gerak langkah usaha yang dipegang perusahaan ini selalu diupayakan untuk ditularkan kepada pelaku usaha, termasuk dalam Forum Diskusi Pemulihan Ekonomi #01 yang diselenggarakan pada Kamis (17/09/2020).
Forum ini diselenggarakan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Bandung sebagai salah satu wadah untuk memperkuat sinergi sekaligus memperteguh pemahaman akan pentingnya optimalisasi PEN, yang diisi oleh Kabag Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riwin Mirhadi, Board Of Trubus Bina Swadaya sekaligus anggota RIPESS Asia Eri Trinurini Adhi, dan Pimpinan Divisi Kredit UMKM bank bjb Denny Mulyadi.
Dalam kesempatan tersebut, Denny Mulyadi menyampaikan beberapa hal terkait peran dan langkah-langkah yang telah dilakukan bank bjb dalam mendorong akselerasi PEN. bank bjb, kata Denny, secara khusus mendesain program bjb PENtas (Penguatan Ekonomi Nasional Tangguh dan Sejahtera) untuk mensukseskan langkah pemulihan ekonomi. Program ini, menjadi panduan dalam berbagai upaya perbankan, khususnya dalam menjalankan fungsi intermediasi agar dapat seiring sejalan dengan semangat pemulihan.
Seperti diketahui, bank bjb menjadi salah satu bank yang mendapat kepercayaan pemerintah untuk menerima dana simpanan PEN sebesar Rp2,5 triliun dengan target leverage dua kali lipat. Seturut dengan napas penguatan dalam bjb PENtas, bank bjb menjadikan sejumlah sektor kredit menjadi fokus perhatian penyaluran dana PEN ini, di antaranya sektor pertanian, perburuan, kehutanan, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Hasilnya, dalam waktu yang singkat, bank bjb sukses mengalirkan lebih dari separuh dana pemerintah kepada pelaku usaha produktif.
“Keberhasilan bank bjb dalam menjalankan amanat pemerintah ini tidak terlepas dari strategi penyaluran kredit yang dilakukan melalui pola kemitraan. Kami selalu memposisikan nasabah sebagai mitra yang memiliki keinginan untuk bertumbuh dan berkembang bersama. Karena itu, bank bjb juga melengkapi sokongan pendanaan dengan dorongan dalam bentuk edukasi dan pendampingan melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT) sebagai sarana peningkatan kapasitas usaha,” kata Denny.
Komitmen bank bjb dalam mendorong pelaku usaha ini sudah menjadi sesuatu yang mengakar di tubuh perseroan. Selama ini, bank bjb rajin mendorong para pelaku usaha untuk mengoptimalkan potensi mereka dengan memanfaatkan fasilitas keuangan perbankan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. Keterlibatan aktif bank bjb ini membuat perusahaan penghargaan juara 1 TPAKD award tahun 2019. Komitmen tersebut terus dijaga seiring berjalannya program PEN. Tak hanya melalui stimulasi keuangan, namun juga persistensi dalam melakukan pembinaan agar serapan dana PEN dapat dimaksimalkan. (*Red)