Bandung, sebelas12.com – Wabah Covid-19 sangat banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat dari berbagai sisi. Mulai dari perilaku, ekonomi, dan sisi lainnya.
Contohnya saja yang dialami oleh Yudi, pedagang umbi-umbian dan pisang yang sebelumnya dia berdagang di tempat ramai, dimana orang-orang lari pagi di sekitaran Jalan Peta Bandung. Sejak mewabahnya virus Covid-19 dirinya tidak diperbolehkan untuk menjajakan dagangannya di tempat tersebut.
Otomatis kondisi tersebut memukul telak penghasilan yang seharusnya Yudi peroleh untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
Yudi adalah warga Kota Bandung. Ia biasanya kalau membeli umbi-umbian dan barang dagangannya, seperti ubi, singkong, jahe, pisang dan lain sebagainya di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung, dan didagangkan di Kota Bandung.
“Semenjak ada wabah Pandemi Covid-19, penghasilan saya turun drastis. Yang seharusnya tiap hari mendapat keuntungan Rp.250.000, kini hanya Rp.75.000 per hari,” keluhnya, saat didatangi di rumahnya, Jl. Terusan Pasirkoja Bandung, Rabu (28/10/2020).
Namun Yudi tidak patah arang, dia kini berjualan di depan rumahnya. Dia berpikir barangkali ada tetangga dan orang yang melewati rumahnya membutuhkan barang dagangannya.
“Selain itu, istri saya membuat goreng pisang dan ubi untuk dijual. Karena banyak pisang yang terlalu matang untuk dijual, dan akhirnya saya dan istri mensiasatinya untuk dijadikan gorengan agar pisang tidak terbuang. Alhamdulillah penghasilan saya bisa mendekati normal meskipun di tengah Pandemi Covid-19,” katanya.
Yudi berharap wabah Covid-19 ini bisa segera berakhir, supaya roda ekonomi yang ia jalani bisa kembali normal.
“Saya beruntung sekali dapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Namun kalau mengandalkan bantuan saja tidak bisa mencukupi bagi kehidupan keluarga sehari-hari. Dan semoga wabah ini segera berakhir, sehingga kehidupan bisa kembali normal,” ujarnya.
Di sisi perilaku, lanjut Yudi, dirinya bersama keluarga selalu menerapkan protokol kesehatan, untuk menghindari virus Covid-19 itu.
“Kami sekeluarga selalu menerapkan protokol kesehatan 3M. Dengan selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjauhi kerumunan. Karena saya tidak ingin virus itu menyerang saya, kalau terserang siapa yang akan menghidupi keluarga saya,” pungkasnya. (Rian)