Home Bandung Raya Yayat Sudayat Menilai Pembangunan Situ Harus Jadi Skala Prioritas Upaya Penanggulangan Banjir di Rancaekek

Yayat Sudayat Menilai Pembangunan Situ Harus Jadi Skala Prioritas Upaya Penanggulangan Banjir di Rancaekek

by Admin

Kab. Bandung, sebelas12.com – Penanganan lingkungan di wilayah perbatasan Kabupaten Bandung dan Sumedang harus dilakukan secara masif. Penanganan jangan hanya sebatas waktu musim penghujan dan terjadi banjir atau bencana alam lainnya.

Demikian ditegaskan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bandung dari Fraksi Partai Demokrat, Yayat Sudayat, saat mengunjungi Kantor Kecamatan Rancaekek, Senin (1/2/2021).

Ia mencontohkan kasus bencana alam sepanjang pekan lalu di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung dan Kecamatan Jatinangor serta Cimanggung Kabupaten Sumedang, yang terjadi akibat kerusakan lingkungan.

“Saya berharap kepada Pemkab Bandung dan Pemkab Sumedang yang difasilitasi pemerintah Provinsi Jabar dan pusat duduk bersama dalam upaya membahas persoalan lingkungan yang selama ini kawasan Rancaekek rawan banjir,” kata Yayat.

Diakuinya, sudah menjalin komunikasi dengan sejumlah Anggota DPR RI. Hal tersebut dlakukan supaya ada prioritas penanganan persoalan lingkungan di wilayah Bandung Timur, khususnya di Rancaekek dan Cicalengka yang masuk daerah rawan banjir.

“Kami berharap ada prioritas penanganan lingkungan di daerah rawan banjir. Jangan sampai peristiwa banjir menjadi agenda tahunan setiap musim penghujan seperti halnya Baleendah dan Dayeuhkolot,” ujar Yayat Sudayat.

Selain berharap dukungan dan dorongan dari para anggota legislatif Senayan, Yayat Sudayat yang merupakan Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Bandung berharap, Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) melanjutkan program normalisasi Sungai Citarik dan Sungai Cikeruh, anak Sungai Citarum yang selama ini rawan banjir.

“Kami berharap, BBWSC memprogramkan pelaksanaan normalisasi Sungai Citarik yang melintasi Desa Haurpugur, Nanjung Mekar dan Desa Bojongsalam Kecamatan Rancaekek, dan Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka, sepanjang 5 km, yang saat ini menjadi salah satu penyebab banjir,” pintanya.

Selain itu, Yayat pun berharap Sungai Cikeruh juga harus menjadi program prioritas dalam penanggulangan banjir di Desa Bojongloa, Rancaekek Wetan dan Desa Rancaekek Kulon.

“Belakangan ini, banjir di Kecamatan Rancaekek makin besar. Debit air masuk ke rumah warga,” ungkapnya.

Pelaksanaan normalisasi Sungai Citarik dan Sungai Cikeruh itu merupakan program nasional, selain menjadi perhatian Pemkab Bandung dan Pemkab Sumedang. Termasuk para pengusaha pabrik juga turut dilibatkan dalam penataan lingkungan di kawasan Rancaekek itu. “Jangan sampai ada ego masing-masing untuk kepentingan masyarakat luas,” ujarnya.

Di kawasan Rancaekek, lanjutnya, diharapkan ada pembangunan situ atau danau buatan untuk penanganan banjir rutin setiap tahunnya. Pembangunan situ itu untuk menampung air pada saat memasuki musim hujan.

Disamping itu, tambah Yayat diharapkan kepada sejumlah pihak untuk sama-sama mengantisipasi dampak pembangunan Kereta Cepat Indonesia Cina dan pembangunan double trak kereta api di kawasan Rancaekek. Dampak pembangunan tersebut mengurangi daerah resapan air, sehingga harus dibarengi dengan pembangunan embung-embung untuk menampung air guna meminimalisir ancaman banjir.

“Yang jelas pembangunan embung atau situ harus menjadi skala prioritas dalam upaya penanggulangan banjir di Rancaekek. Pembangunannya pun bisa dilaksanakan di lahan yang menjadi aset milik pemerintah, diantaranya di kawasan Desa Linggar yang berbatasan dengan Desa Sukamulya. Selain membangun embung-embung di kawasan Desa Sukamanah, untuk mengurangi genangan banjir ke rumah penduduk,” tandasnya. (*Red)

Related Posts

Leave a Comment