Bandung, sebelas12.com – Terkait dengan pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menegaskan ada 3 hal yang harus diperhatikan.
Untuk yang pertama, SPMB tahun ini tidak boleh gaduh, harus kondusif. Kedua, tidak boleh ada anak yang tidak sekolah karena terhambat SPMB. Ketiga, memperhatikan (calon peserta didik) dari keluarga ekonomi tidak mampu.
Tiga hal krusial dari Gubernur tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Kadisdik Jabar), Deden Saepul Hidayat dalam “Uji Publik Eksternal Peraturan Gubernur tentang Petunjuk Teknis dan Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru Tahun 2025” di Aula Dewi Sartika Kantor Disdik Jabar, Kota Bandung, Kamis 10 April 2025.
Sementara untuk SPMB tahun 2025 ini, ada 4 jalur yang dibuka, yakni domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi.
“Khusus domisili, Gubernur berharap anak-anak di (wilayah) sekolah itu harus diterima,” kata Deden Saepul Hidayat.
Menurutnya, ini adalah hal-hal yang sangat krusial dan perlu dukungan semua pihak.
“Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk menyosialisasikannya dan berkomitmen dengan Pergub tersebut,” tegasnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mencari inovasi-inovasi yang berkaitan dengan SPMB.
Deden pun menegaskan, sesuai Komitmen Bersama yang telah dilakukan, SPMB harus transparan, terbuka, dapat dipertanggungjawabkan, dan bebas dari tekanan.
“Mari kita buktikan bahwa kepemimpinan kolektif bisa menghasilkan pelayanan terbaik,” ajaknya.
Kegiatan ini dihadiri pula oleh Plh. Kepala Bidang PSMA Disdik Jabar, Ai Nurhasan dan tamu undangan lainnya. (*Red)