Home Daerah SKB Kabupaten Lampung Utara Cetak Tenaga Terampil dan Kompeten

SKB Kabupaten Lampung Utara Cetak Tenaga Terampil dan Kompeten

by Admin

Lampung Utara, Sebelas12 – Sanggar kegiatan belajar (SKB) adalah salah satu sektor pendidikan non formal. Dimana siswa atau siswi yang dulu sempat putus sekolah, di drop out (DO) pihak sekolah akibat kenakalan dan lain sebagainya, mereka masih bisa melanjutkan jenjang pendidikan non formal melalui SKB, seperti Paket B, atau Paket C, bahkan mereka juga bisa kursus di sini secara gratis.

Kepala SKB Kabupaten Lampung Utara, Saroyo mengatakan SKB adalah wadah bagi murid yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tentunya dengan mematuhi ketentuan yang sudah diatur oleh undang-undang.

“Sebagai contoh jika ada murid yang akan ambil Paket C, maka calon murid wajib melampirkan ijazah smp atau sederajat. Jika murid yang akan masuk sudah pernah duduk dibangku SMA/sederajat, maka murid wajib menunjukkan buka rapor. Itu salah satu syarat untuk bisa melanjutkan paket C, dan untuk syarat kelulusan sendiri, kami mengacu kepada peraturan kementerian yang mana rapor adalah salah satu faktor penentu kelulusan, itu alasannya si murid harus memiliki buku rapor. Jadi tidak semata-mata hasil ujian yang menjadi penentu kelulusan,” papar Saroyo, Senin (15/10/2018).

Ketika disinggung maraknya ungli yang mengatasnamakan SKB, pria berkaca mata itu mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan pungutan dalam bentuk apapun dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), semuanya gratis.

“Oleh karena itu saya selaku Kepala SKB menghimbau kepada calon murid agar datang langsung ke sanggar kami, jangan melalui perantara, karena tidak menutup kemungkinan ada oknum yang mengatasnamakan yayasan untuk meminta sejumlah uang dengan dalil uang iuran, padahal itu hanya kenakalan oknum yang mengatasnamakan sanggar demi meraup keuntungan secara sepihak,” katanya.

Diakui Saroyo, dirinya prihatin dengan ulah oknum yang kerap kali melakukan sayembara dengan janji “dijamin pasti lulus” supaya calon murid mau ngurus Paket B ataupun Paket C melalui oknum calo.

“Disini saya pastikan bahwa itu bukan staf kami. SKB jangan dijadikan lahan pungli, karena itu sangat menciderai marwah dunia pendidikan,” tegasnya.

Saroyo menyempatkan diri mengajak kami mengunjungi salah satu ruangan dimana sedang berjalan aktivitas kursus menjahit. Peserta kursus yang mayoritas ibu rumah tangga itu mengaku puas dan nyaman dengan fasilitas yang ada.

Salah satu siswi, Wati (32 tahun) menjelaskan dengan kursus menjahit yang rutin dilakukan mulai Senin sampai Sabtu itu sangat memberi manfaat bagi kalangan ekonomi lemah yang tidak memiliki biaya untuk kursus di tempat lain.

Begitu juga menurut Emi (30 tahun) mengatakan, dengan adanya kursus menjahit secara gratis di SKB dirinya sekarang sudah mahir menjahit berbagai macam busana dan celana. “Alhamdulillah, nantinya bisa menjadi usaha sampingan kami, untuk menopang penghasilan suami,” katanya.

SKB berdiri sejak tahun 1985, dan saat ini terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dengan menambahkan beberapa bangunan. “Bangunan yang sedang dibangun nantinya akan digunakan untuk kegiatan uji kompetensi dan bengkel otomotif,” pungkasnya. (Juliarigo)

Related Posts

Leave a Comment