Bandung, sebelas12.com – Terkait rumah tidak layak huni (Rutilahu) milik Sari (52) yang posisinya tak jauh dari Balaikota Bandung, diakui Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, baru menerima informasi dari masyarakat.
Atas informasi tersebut, ia beserta jajaran langsung melakukan pengecekan ke rumah Sari, di Jalan Linggawastu Dalam No. 206.
Yana pun menyatakan merasa turut prihatin atas kondisi rutilahu yang selama ini dihuni Sari beserta keluarga kecilnya.
Kondisi rumah dengan atap yang sudah lama amblas hingga menganga lebar dan hanya ditutup dengan terpal bekas itu, terpaksa ditempati Sari serta anaknya, yang kesehariannya menjadi buruh cuci pakaian, nyetrika atau pekerjaan rumah lainnya.
Walau keberadaannya tidak jauh dari pusat Pemerintahan Kota (Pemkot) Bandung, namun rutilahu tersebut tidak tersentuh program rutilahu yang digulirkan akibat aturan.
Atas kondisi warganya tersebut, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyambangi rumah Sari dan memberikan bantuan renovasi, serta bantuan biaya kontrak selama proses renovasi berlangsung, juga modal usaha dan pelatihan yang difasilitasi Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung.
“Kami mendapat informasi dari warga. Jadi sebelum ini berlama-lama, kita ingin segera membenahi dari awal. Mudah-mudahan bisa cepat selesai,” harap Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Jumat, 4 November 2022, saat menyambangi rutilahu Sari.
Mengenai pernyataan Yana itu, timbul pertanyaan yang dilontarkan salah seorang warga tentang kinerja aparat setingkat Lurah dan Camat.
Sementara kecamatan dan kelurahan merupakan kepanjangan tangan Pemkot Bandung untuk mengetahui kondisi warganya masing-masing.
“Selama ini aparat kewilayahan kemana ? Seharusnya Lurah dan Camat melaporkan atau menyampaikan kondisi apa adanya bukan ABS (asal bapak senang). Jangan sampai wali kota baru tahu hal-hal yang buruk justru dari masyarakat, bukan dari aparatnya,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, ketika ditemui wartawan, Senin, 8 November 2022.
Warga tersebut juga menambahkan, jadi kesanya seperti Wali Kota Bandung “kebakaran jenggot”, baru tahu dari masyarakat dan ramainya pemberitaan.
“Kan aneh,” tandasnya. (*Red)