Jakarta, sebelas12.com – Perusahaan kuliner multibrand Hangry yang beberapa waktu lalu merayakan ulang tahun yang ke-3, rencananya akan mengembangkan jenama baru yang akan diperkenalkan pada tahun 2023 nanti.
Hal tersebut diungkapkan President of Hangry, Andreas Resha, pada acara Hybrid Media Gathering Hangry BirthDay, yang diikuti insan media secara online maupun offline, di Jakarta, Kamis, 17 November 2022.
“Sesudah mengakuisisi Accha, kami masih proses menyebarkannya ke 80-an outlet Hangry,” ungkapnya.
Andreas juga mengungkapkan Hangry akan fokus mengembangkan jenama diperkenalkan secara internal yang kemungkinan akan dihadirkan tahun depan.
Perlu untuk diketahui, Hangry yang berdiri sejak akhir 2019 awalnya fokus dalam layanan pesan antar mulai membuka restoran makan di tempat, di antaranya meliputi Moon Chicken by Hangry, San Gyu by Hangry, Ayam Koplo by Hangry dan Dari Pada by Hangry. Accha menjadi jenis makanan kelima dalam perusahaan ini.
Setelah itu, Hangry juga meluncurkan Wai Thai Food by Hangry pada Agustus lalu dan Pizza Gang by Hangry.
Andreas juga menjelaskan alasan Hangry mengembangkan banyak macam jenis makanan adalah untuk selalu menghadirkan sesuatu yang baru sehingga konsumen tidak merasa bosan.
Sementara Brand Manager Marketing Wai Thai Food by Hangry, Yohan Ariowibowo, menjelaskan makanan bercita rasa Thailand menjadi pilihan yang dipasarkan oleh Hangry karena pihaknya punya temuan bahwa cita rasa Thailand sudah mulai diterima di Indonesia.
“Jika kami melihat, sebanyak 68 persen orang Indonesia sangat menyukai makanan Thailand dan 41 persen tersebut mengonsumsi 2-3 kali makanan Thailand dalam beberapa bulan tersebut. Dalam kurun tiga tahun, Hangry punya 1,6 juta pelanggan unik dan telah menjual 1,8 juta porsi makanan dan minuman,” kata Yohan.
Sebagai informasi, saat ini Hangry memiliki sekitar 50 outlet di Jabodetabek untuk layanan pesan antar makanan, hanya tiga outlet yang dibuat khusus untuk makan di tempat.
Menurut Yohan, perilaku konsumen saat awal pandemi dan saat ini mulai berubah. Menuju kenormalan baru, orang-orang yang tadinya berdiam diri di rumah mulai aktif kembali beraktivitas ke luar rumah. Itu menjadi tantangan untuk perusahaan agar bisa tetap relevan dan memberi pelayanan optimal.
“Sudah mulai banyak offline, tidak fokus jasa delivery saja, itu tantangannya,” tandasnya. (*Red)