Bandung, sebelas12.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merilis portal informasi tentang Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Warga bisa mengunjungi covid19.bandung.go.id untuk mengetahui perkembangan kasus Covid-19 di Kota Bandung. Portal ini juga menyediakan berbagai informasi edukatif untuk memberikan pemahaman tentang penyakit baru di dunia itu.
“Jangan fokus pada angkanya, tetapi juga lihat anjuran pemerintah tentang menjaga pola hidup bersih dan sehat, pentingnya cuci tangan, menjaga jarak, dan sebagainya,” jelas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung, Anton Sunarwibowo kepada Humas Setda Kota Bandung, Kamis (19/3/2020).
Pada laman tersebut, Pemkot Bandung menampilkan perkembangan kasus terkini khusus di Kota Bandung. Di sana memuat jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien dalam Pengawasan (PDP) yang datanya diperbaharui setiap hari.
“Datanya kami dapatkan langsung dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung. Itu berasal dari Pemerintah Pusat yang sudah diverifikasi oleh Dinkes,” ungkapnya.
Data yang muncul adalah data hasil pemantauan Dinkes sehari sebelumnya. Diskominfo dan Dinkes bekerja sama untuk memastikan data yang ditampilkan akurat.
“Sebetulnya data berubah per jam. Tetapi ‘cut-off’-nya kami lakukan per hari. Dinkes harus verifikasi dulu di lapangan. Karena terkadang datanya berdasarkan KTP, bukan domisili. Misalnya KTP Bandung tetapi domisilinya Jakarta. Ada juga data yang sampai itu Bandung saja, pas dicek ternyata Kabupaten Bandung,” beber Anton.
Hal tersebut juga menjadi alasan mengapa website ini tidak menunjukkan peta lokasi PDP dan ODP. Sebab, datanya masih rancu soal domisili dan alamat KTP.
“Daripada menimbulkan persepsi yang tidak diinginkan, kita tidak tampilkan dulu. Terpenting fokus pada bagian edukasinya. Tolong pahami dan lakukan sesuai anjuran untuk saling melindungi,” katanya..
Publik dapat memanfaatkan data tersebut untuk mengantisipasi, pencegahan, dan berbagai kepentingan lainnya. Namun Anton mengingatkan agar publik dapat memperhatikan tanggal dan waktu informasi itu dirilis.
“Data itu silakan dimanfaatkan. Tetapi kalau mau di-repost, tolong cantumkan hari, tanggal, dan waktu download datanya. Itu penting,” pintanya.
Ia berharap, data tersebut bisa membuat warga lebih sadar dan antisipatif terhadap penyebaran penyakit Covid-19 ini. Bukan untuk menimbulkan kepanikan, melainkan kewaspadaan.
“Kami imbau untuk tetap waspada dan jalankan anjuran pemerintah. Self-isolation, jangan pergi ke tempat keramaian, cuci tangan pakai sabun, dan jaga jarak sosial,” pungkasnya. (*Red)