Home Ragam Health Talk Entrasol, Kupas Tuntas Nutrisi dan Vaksin Covid-19 untuk Lansia Secara Virtual

Health Talk Entrasol, Kupas Tuntas Nutrisi dan Vaksin Covid-19 untuk Lansia Secara Virtual

by Admin

Bandung, sebelas12.com – Warga yang sudah berumur lanjut usia (Lansia) menjadi kelompok paling rentan terdampak virus Covid-19. Di Indonesia jumlah lansia (di atas 60 tahun) kini mencapai 28,7 juta jiwa atau 10,6 persen dari total jumlah penduduk di Tanah Air.

Tak jarang Lansia diantaranya memiliki penyakit penyerta atau komorbid dan berisiko tinggi. Oleh karena itu, kelompok masyarakat ini memerlukan perhatian khusus agar terlindung dari berbagai resiko Covid-19 dan tetap sehat.

Meskipun pemerintah telah mencanangkan program vaksinasi untuk kelompok lansia, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk melindungi mereka, salah satunya menjamin asupan nutrisi protein berkualitas tinggi sejak persiapan vaksinasi hingga setelah vaksinasi agar daya tahan tubuh lansia tetap optimal.

Untuk itu, KALBE Nutritionals melalui brand Entrasol dengan produknya yaitu Entrasol Senior nutrisi harian untuk membantu meningkatkan imunitas agar lansia tetap aktif, berkolaborasi dengan Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyelenggarakan kegiatan Health Talk (Bincang Sehat) bertema  “Kupas Tuntas Nutrisi dan Vaksin COVID-19 untuk Lansia”, secara virtual, Minggu (7/3/2021).

Acara itu mmenghadirkan 3 narasumber, diantaranya; Prof. dr. Siti Setiati, Sp.PD, Kger, M.Epid, Finasim, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, dan dr. Muliaman Mansyur.

Dalam sambutannya, BUC General Adult Nutrition Kalbe Nutritionals, Boy Sinaga mengatakan bahwa selama masa pandemi ini, Entrasol hadir dengan kandungan tinggi protein dan vitamin untuk meningkatkan imunitas tubuh dan membantu memenuhi nutrisi harian lansia.

“Entrasol memiliki kandungan Tinggi Protein, Tinggi Serat, Tinggi Vitamin D, dan kaya akan vitamin dan mineral lain, serta rendah laktosa sehingga sangat cocok untuk lansia untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh lansia,” katanya.

Selain itu, melalui kegiatan ini, ia juga berharap dapat memberikan edukasi kepada lansia tentang vaksin dan peran nutrisi untuk imunitas lansia. Kolaborasi kegiatan dengan PERGEMI dan IDI diharapkan untuk memberikan dukungan terhadap pentingnya program edukasi nutrisi dan vaksin untuk menyiapkan lansia sehat, melalui seminar dan pemberian ratusan ribu produk nutrisi dari Entrasol kepada lansia di Indonesia selama vaksinasi Covid-19.

“Bagi lansia yang sudah dan tidak dapat divaksin karena satu dan lain hal dengan kerjasama ini diharapkan para lansia tetap teredukasi dan mengerti nutrisi harian tepat untuk mereka,” pungkas Boy.

Sementara narasumber yang pertama, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi COVID-19 PB IDI menegaskan pentingnya kelompok masyarakat lansia untuk segera mendapatkan vaksinasi.

“Keseriusan Covid-19 dikuatkan fakta bahwa tingkat kematian, atau risiko kematian tertinggi terjadi pada pasien lansia, sehingga sangat penting agar kelompok ini segera mendapatkan vaksin. Seharusnya, tidak perlu ada keraguan untuk menerima vaksinasi yang memang telah tersedia untuk warga lansia, kecuali mereka yang saat ini sedang sakit atau jika mereka pernah menderita COVID-19 sebelumnya atau memang tidak bisa menerima vaksin oleh karena kondisi medis,” ungkapnya.

Program vaksinasi COVID-19 bagi kategori lansia di atas 60 tahun dimulai pemerintah sejak 8 Februari 2021 lalu, dan bisa dilakukan di fasilitas kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit milik pemerintah dan swasta. Vaksinasi bagi lansia ini merupakan tindak lanjut dari dikeluarkannya izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap vaksin tersebut.

“Vaksin yang disediakan pemerintah telah melewati serangkaian uji klinis yang ketat dan menunjukkan bahwa vaksin ini aman untuk kelompok usia 60 tahun ke atas. Tidak ada efek samping serius maupun kematian yang dilaporkan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” ungkap Prof. Iris mengutip informasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dilanjutkan narasumber yang kedua, Prof. DR. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M-Epid, FINASIM, Dokter Penyakit Dalam Sub Spesialis Geriatric FKUI RSCM Ketua PERGEMI menekankan pentingnya mempersiapkan lansia agar vaksinasi bekerja dengan optimal.

“Hal yang perlu dipertimbangkan terkait vaksinasi pada lansia adalah terjadinya immunosenescence atau disfungsi imunitas karena usia. Hal ini berhubungan dengan respon terhadap vaksin yang kurang maksimal. Karena immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis level rendah akibat dari kombinasi penurunan imunitas tubuh, paparan terhadap antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cells dan makrofag,” jelas Prof. Siti.

Adanya penyakit penyerta atau komorbid juga meningkatkan terjadinya inflamasi kronis. Akibatnya akan ada peningkatan risiko infeksi, peningkatan risiko kanker, peningkatan risiko penyakit autoimun, penurunan respon terhadap imunisasidan penurunan respon terhadap pengobatan infeksi.

Lebih jauh, Prof. Siti juga mengingatkan kondisi khusus yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia. “Faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia adalah faktor intrinsik yaitu usia dan jenis kelamin, dan faktor ekstrinsik yaitu penggunaan obat-obatan. Kebiasaan seperti merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi pada lansia berperan penting dalam keefektifan vaksin tersebut,” papar Prof. Siti.

Terkait nutrisi Prof. Siti juga mengingatkan energi, protein, dan mikronutrien penting untuk tulang, otot, dan fungsionalitas. Untuk itu direkomendasikan agar energi minimal di atas 21kcal/kg BB, protein 1.0-1.5 g/kgBB/hari (25-30g) tiap kali makan, dan suplementasi apabila perlu, tetapi tetap perlu dicek dengan dokter.

Sedangkan narasumber ketiga, dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals mengatakan bahwa selain skrining riwayat penyakit dan kesiapan psikis, tentunya kondisi fisik juga diperlukan dalam persiapan sebelum, selama, dan sesudah vaksin.

“Sepanjang proses ini, sebaiknya lansia mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dengan kandungan tinggi protein, vitamin, dan mineral, khususnya Vitamin C, D dan Zinc. Jika lansia kurang mendapat asupan nutrisi protein, maka risiko malnutrisi dan sarcopenia atau berkurangnya massa dan kekuatan otot akan mudah terjadi, selain itu imunitas yang terbentuk pasca vaksinasi menjadi kurang optimal. Setelah divaksinasi pun, lansia memerlukan nutrisi memadai untuk menjaga imunitas, khususnya lansia yang masih aktif berkegiatan, baik secara profesional maupun secara sosial,“ ujar dr. Muliaman.

Lebih lanjut dr. Muliaman mengatakan, nutrisi berperan penting untuk semua orang baik yang tidak bisa atau bisa divaksin dan yang belum atau sudah divaksin. Dan masing-masing mikronutrien seperti vitamin dan mineral ini khususnya vitamin D terbukti memainkan banyak peran dalam mendukung fungsi kekebalan dan mengurangi risiko infeksi.

Mempersiapkan kondisi tubuh yang sehat dan fit sebelum menjalani proses skrining yang melihat kondisi kesehatan sebelum divaksin memang sangat dipengaruhi oleh pemenuhan nutrisi harian, terutama pada lansia. Hal ini dilakukan agar vaksin yang diterima dapat bekerja dengan efektif. (*Red)

Related Posts

Leave a Comment