Bandung, sebelas12.com – Kota Bandung merupakan kota jasa, Dimana tersaji banyak layanan dan industri jasa yang berkembang, seperti pariwisata, perhotelan, kuliner, pendidikan, dan layanan lainnya untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono Tirtoyuliono mengatakan Kota Bandung sebagai kota jasa dan wisata harus selalu meningkatkan potensi kepariwisataan dan kebudayaan. Terlebih, Kota Bandung kini mempunyai infrastruktur wisata yang mumpuni ditambah dengan berbagai event yang akan di gelar selama tahun 2024. Semua telah terangkum dalam Calendar of Event (COE).
“Sebagai kota jasa, kita harus kreatif. Oleh karenanya dengan COE ini bisa menjadi daya tarik wisatawan. Dan ini harus terpublikasikan. Kita ingin menarik wisatawan lokal dan mancanegara. COE ini menarik,” ujar Bambang.
Tercatat ada 42 event yang akan dan sudah diselenggarakan pada tahun 2024. Dari hasil kurasi, terpilih 10 event unggulan yang menjadi highlights, yaitu:
- Trade Mark 2024, digelar Maret 2024
- Festival Bakso Juara, digelar Maret 2024
- Now playing Festival, digelar Mei 2024
- Bandung Angklung Festival, digelar Mei 2024
- Asia Afrika festival, digelar Mei 2024
- Bandung Orchestra Festival, digelar Juni 2024
- Bandung Art Month, digelar Agustus 2024
- Lomba Kereta Peti Sabun, digelar Agustus 2024
- Bandung Great Sale & Calendar of Event, digelar September 2024
- Playlist Live Festival, digelar Oktober 2024.
Selain itu, berbagai event yang digelar juga dapat menjadi pendorong investasi di Kota Bandung, salah satunya dari sektor jasa lainnya. Pada Tahun 2022, angka investasi di Kota Bandung mencapai Rp7,78 triliun.
Tak hanya itu, momentum tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk menyerap tenaga kerja yang dapat menekan angka pengangguran di Kota Bandung.
Bambang menilai, COE 2024 dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang dirasakan oleh berbagai pihak, termasuk UMKM. Menurut data, pada semester 1 tahun 2023, jumlah UMKM di Kota Bandung mencapai 10.107 UMKM dan 9.627 usaha mikro.
“Investasi di Kota Bandung luar biasa tinggi sekali, kalau kita bicara UMKM sangat luar biasa juga. Ini tentu memberikan ruang industri kreatif bisa tumbuh dan berkembang. Dengan ada CEO yang dikelola dengan baik juga dapat menekan angka pengangguran,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Arief Syaifudin mengatakan, COE 2024 untuk mempromosikan Kota Bandung sebagai destinasi wisata unggulan serta menarik kunjungan wisatawan melalui beragam acara yang akan diselenggarakan sepanjang tahun 2024 ini.
Tema yang diangkat untuk Bandung Calendar of Event 2024 adalah “Be Sparkling and Colorful with Us”.
Arief mengungkapkan, nantinya event-event ini akan direkomendasikan ke tingkat provinsi melalui Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat untuk dimasukkan dalam West Java Calendar of Event.
“Selanjutnya Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat akan merekomendasikan ke Karisma Event Nusantara (KEN), sebuah program event unggulan yang dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia,” katanya.
Dia berharap, COE 2024 dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata dan meningkatkan kunjungan wisatawan dan pertumbuhan ekonomi yang dirasakan oleh berbagai pihak. Termasuk UMKM, pelaku usaha, dan mitra usaha di sektor pariwisata.
“Semoga acara-acara yang akan diselenggarakan di tahun 2024 dapat berjalan dengan lancar serta sesuai dengan harapan dan rencana, juga tetap menjaga keamanan, ketertiban, dan kebersihan,” tandasnya.
Branding dan Sosialisasi
Bambang Tirtoyuliono menginstruksikan Disbudpar bekerja sama dengan Diskominfo untuk dapat terus melakukan branding dan berkomunikasi publik yang baik tentang Kota Bandung. Hal ini untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisata ke Kota Bandung.
“Perlu terinformasikan tentang pilihan apa sih destinasi wisata, sebagian hanya tahu beberapa destinasi saja. Sementara di Bandung kan banyak, kita coba berbagai potensi untuk memberi salah satu opsi tujuan wisata,” katanya.
Ia menyontohkan kawasan Braga. Menurutnya, Braga harus ditata lebih baik lagi agar dapat dinikmati para wisatawan dengan nyaman.
“Kita semua punya keinginan salah satu tujuan wisata adalah Jalan Braga agar bisa dinikmati warga Bandung dan luar Bandung. Saat ini kondisinya penuh dengan kendaraan. Saya ingin jalan Braga bisa dinikmati para pejalan kaki, tidak penuh dengan kendaraan dan ini menjadi objek wisata Kota Bandung,” ujarnya.
Selain itu, kata Bambang, potensi kebudayaan juga harus terus ditingkatkan dengan memberikan ruang yang lebih banyak bagi para budayawan.
Kota Bandung memiliki banyak gedung kesenian seperti Bandung Creative Hub (BCH), Padepokan Mayang Seni Sunda, Teras Sunda Cibiru dan lainnya. Tak hanya itu, berbagai taman juga dapat dimanfaatkan untuk tempat pertunjukan seni.
“Kebudayaan kita beri ruang lebih untuk bisa mengekspresikan dan memberikan nilai bagi kota bandung. Ada 1200 lingkung seni dan 120 maestro harus kita create. Ada BCH, Mayang Sunda bagaimana bisa dirancang supaya teman-teman budayawan ada ruang untuk mengekspresikan diri,” ungkapnya.
Ia berharap dengan peningkatan kualitas wisata dan budaya dapat mengantarkan Kota Bandung menjadi semakin baik.
“Mari kita wujudkan visi misi Kota Bandung dan ekspektasi masyarakat. Mari semangat untuk kita wujudkan dan menghadirkan Kota Bandung lebih baik lagi,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Bandung, Arief Syaifudin mengatakan, kolaborasi menjadi faktor utama dalam upaya peningkatakan potensi wisata dan budaya.
“Kami akan tetap optimal melakukan kinerja, karena Bandung punya perusahaan besar untuk ruang promosi. Kami lakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan. Contohnya, Bandung Great Sale dengan perputaran uang mencapai Rp69 miliar,” kata Arief.
Terkait budaya, Disbudpar juga tengah menyusun revisi Perda Cagar Budaya untuk menyelesaikan persoalan cagar budaya Kota Bandung.
“Kita sedang persiapan revisi perda yang mudah mudahan bisa menyelesaikan cagar budaya ke depan,” tandasnya. (*Red/Adv)