Bandung, Sebelas12 – Sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia, bank bjb memiliki tanggung jawab untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan daerah dengan berbagai cara. Tanggung jawab itu melekat secara inheren lantaran cita-cita awal pembantukan bank daerah salah satunya ialah untuk memajukan daerah dari pelbagai macam indikator pembangunan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah disebutkan bahwa tujuan pembangunan BPD ini berbeda dari bank-bank swasta. Orientasi BPD tak diarahkan mengejar keuntunagn bisnis semata. Lebih dari itu, BPD diberi mandat untuk berkontribusi dengan cara mengusahakan pembiayaan proyek-proyek daerah dalam rangka Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PNSB) yang digagas Bung Karno.
Pasal 4 UU tersebut menyatakan bank didirikan dengan maksud khusus untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan daerah dalam rangka PNSB. Untuk melaksanakan maksud tersebut bank dituntut bisa memberikan pinjaman bagi keperluan investasi dan perluasan dan pembaruan proyek-proyek pembangunan daerah bersangkutan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah swasta.
Sejak awal beroperasi pada tahun 1960, bank bjb hingga saat ini tak pernah berhenti memberikan kontribusi positif kepada pemerintah regional Jawa Barat bahkan secara nasional. Reputasi bank bjb meenjadi salah satu yang peling menterng dibandingkan bank-bank daerah lainnya. Tak cuma berumur panjang, bank bjb saat ini masuk ke dalam kategori perbankan elit di tanah air.
Klaim tersebut terbukti dengan bertenggernya bank berstatus badan usaha milik daerah ini dalam deretan bank terbesar di seluruh Indonesia. Di antara BPD-BPD yang lain, bank bjb juga memiliki performa yang terbilang mengkilap dan punya prospek menjanjikan di masa depan.
Fakta lainnya yang menahbiskan status bank bjb sebagai bank daerah tersukses ini juga maujud dalam keberhasilan bank meraih prestasi tertinggi yang diberikan kepada BUMD di Indonesia dengan memenangkan penghargaan TOP BPD 2018 dan TOP BUMD 2018. Selain itu, Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan dinobatkan sebagai TOP CEO BUMD 2018.
Top BUMD merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Majalah Business News Indonesia bekerjasama dengan Asia Business Research Center beserta beberapa asosiasi bisnis dan ekonomi, serta didukung oleh Kementerian Dalam Negeri RI. Untuk mengikuti ajang ini, peserta diminta untuk mengikuti proses penilaian dan penjurian yang dilakukan secara objektif, fair, dan independen.
Sokongan bagi kesuksesan pembangunan daerah dari bank bjb tak bisa disepelekan bahkan tergolong signifikan. Dari segi kontribusi ekonomi, bank bjb memberikan laba sebesar Rp875,58 miliar kepada sejumlah pemerintah daerah di Jawa Barat dan Banten sebagai investor pada tahun buku 2017 lalu. Dividen pay out ratio yang mencapai 55% dari laba bersih tahun buku 2017 ini menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah.
“Pembagian dividen telah memperhatikan kebutuhan perseroan serta sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya. Kontribusi kepada pemerintah daerah sebagai pemegang saham menjadi kewajiban kami. Tentu kami juga bergembira bisa ikut berepartisipasi dalam mendorong pembangunan yang dilaksanakan pemerintah,” kata Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan.
Dari segi infrastruktur fisik bank bjb memiliki fasilitas kredit sindikasi yang bisa dimanfaatkan. Penyaluran kredit sindikasi ini telah dirasakan dalam berbagai proyek infrastruktur nasional, termasuk di antaranya dalam proyek Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Waduk Jatigede, Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek), Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) dan airport link Tol Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Langkah bank bjb berangkat dari sebuah pengertian bahwa pemerintah tidak akan dapat bergerak sendirian membangun infrastruktur. Manfaat keberadaan infrastruktur fisik yang digunakan untuk menunjang kelancaran proses sirkulasi barang dan jasa kebutuhan warga secara berkelanjutan juga menjadi pertimbangan utama bank dalam mendorong pembangunan.
Tak cuma dari aspek ekonomi dan infrastruktur, bank bjb juga rutin menyalurkan dana tanggungjawab sosial perusahaan alias corporate social responsibility (CSR) untuk mendukung pembangunan Indonesia. Beberapa program CSR bank bjb yang kerap dilaksanakan pada bidang pendidikan di antaranya pembangunan ruang kelas, beasiswa, bantuan komputer, hingga perlengkapan sekolah. Pengobatan gratis dan pemberian mobil ambulans di bidang kesehatan, serta program penghijauan pada lingkungan.
Program CSR lain yang dilakukan rutin setiap tahun adalah bjb Green School dan Kewirausahaan bjb. Penerapan program yang dilakukan tidak melulu berdasar pada pertimbangan untuk memperbaiki citra, namun juga terintegrasi dengan bisnis perusahaan pertimbangan-pertimbangan tersebut merujuk pada identitas bank bjb yang hadir sebagai agen perubahan nasional sesuai tagline Membangun Indonesia Memahami Negeri.
“Sesuai dengan koridor bank bjb sebagai bank pembangunan daerah, kami ingin terlibat dalam mendorong perkembangan daerah dari berbagai aspek. Bisnis yang kami jalankan tidak Cuma berorientasi pada pertumbuhan profit. Itu sanagt penting. Tapi di sisilain bank bjb juga berkomitmen untuk ikut terus bertumbuh bersama masyarakat,” ujar Irfan.
Catatan positif di berbagai bidang usaha yang digeluti bank menunjukkan bahwa kinerja bank bjb selalu memenuhi ekspekstasi yang diberikan. Berbagai dorongan pembangunan yang diberikan menunjukkan komitmen nyata bank bjab dalam membawa ngin perubahan di seluruh penjuru negeri. Raihan-raihan ini tentu saja tak mungkin dicapai tanpa adanya kepercayaan publik yang menjadi mitra usaha perseroan. Dengan menjadi mitra usaha yang dijalankan bank bjb, secara tidak langsung para nasabah ikut berkontribusi dalam menyokong pembangunan yang berkemajuan.
Bukti kepercayaan publik ini juga tercermin dari pertumbuhan portofolio bisnis bank bjb yang mengkilap. Performa bisnis yang dinahkodai para direksi bank bjb tak pernah mengecewakan. Peningkatan laba bersih selalu terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Pada 2015, tercatat bank bjb membubuhkan laba bersih sebesar Rp1,38 triliun. Laba tersebut tumbuh 14,4% menjadi Rp1,56 triliun sepanjang 2016, Rp1,6 triliun pada 2017 (meningkat 1,5%).
Terakhir, pada Triwulan III Tahun 2018, laba bersih bank bjb mencapai Rp1,3 triliun atau tumbuh sebesar 25,4%. Kinerja positif yang terus dipertontonkan membuat bank bjb mampu menembus posisi 13 besar perbankan nasional. Kondisi ini semakin mendekatkan bank bjb dari visi awalnya untuk menjadi 10 bank terbesar dan sehat di Indonesia.
Sadar bahwa kepercayaan nasabah merupakan modal paling berharga, bank bjb selalu melakukan berbagai macam inovasi untuk mengikuti kebutuhan pasar dan perkembangan zaman. Dalam Survei Kepuasan Nasabah yang dilakukan pada 2016 lalu diketahui tingkat kepuasan alias customer satisfaction index (CSI) nasabah mencapai 76.66 poin. Tingkat kepuasan nasabah berada diatas level kompetisi dengan kompetitor perbankan secara nasional sebesar 74.61.
Produk andalan bank bjb dalam menggaet nasabah ialah segmen kredit consumer. Segmen kredit konsumer merupakan captive market atau pilar bisnis utama dengan dominasi portofolio sebesar 67%. Sektor kredit konsumer bjb terus berkembang dari tahun ke tahun. Angka pertumbuhan kredit konsumer ini selalu memberikan hasil yang memuaskan selama beberapa tahun terakhir.
Di luar kredit konsumer, beberapa segmen layanan kredit andalan lain yang dimiliki bank bjb di kredit mikro, kredit komersial dan kredit perumahan. Tiga komponen simpanan Dana Pihak Ketiga (DPK) berkarakter investasi, yakni dana deposito, tabungan dan giro yang selalu bertumbuh positif menjadi bukti lain kepercayaan nasabah. Berbagai produk dan jasa keuangan yang ditawarkan ini membantu para nasabah dalam mengatur strategi keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. (*Red)