Bandung, sebelas12.com – Polda Jabar akan melaksanakan persiapan untuk melakukan pengamanan dan pelayanan terhadap pemudik, yang diperkirakan dalam jumlah yang cukup banyak.
Untuk menyikapi hal tersebut, maka Polda Jabar akan melaksanakan Operasi Ketupat Lodaya yang akan dilaksanakan tanggal 28 April sampai dengan 9 Mei 2022.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Ibrahim Tompo, mengatakan Polda Jabar akan menyiapkan 353 pos yang terdiri dari pos pengamanan sebanyak 239, pos pelayanan 74 pos.
“Kemudian untuk pos terpadu 2 serta pos pengamanan utama yang menjadi pos kendali dari Polres – Polres sebanyak 22 pos, sedangkan pos untuk melakukan pengaturan lalu lintas sebanyak 1136 pos serta pos gerai vaksin sebanyak 74 pos,” ujar Kombes Ibrahim Tompo.
Kombes Pol. Ibrahim Tompo menyebutkan untuk jalur tol disediakan 15 pos dan jalur arteri sebanyak 59 pos.
Pos-pos ini nantinya akan berguna untuk melaksanakan pengamanan dan juga pelayanan serta kontrol serta anev terkait pelaksanaan arus mudik Lebaran.
Dalam pos pos tersebut tersedia pelayanan petugas Kepolisian, petugas kesehatan, pemadam kebakaran, bengkel berikut gerai vaksin. Bahkan ada pos – pos unik yang disediakan pihak Kepolisian seperti ruang bermain anak dan ruang baca untuk mengusir kejenuhan selama diperjalanan.
Adapun personel yang dipersiapkan sekitar 27.327 personel yang terdiri dari Kepolisian dibantu stake holder terkait dari berbagai instansi yang nantinya akan membantu pelayanan di pos pos tersebut.
Untuk lantas akan menerapkan sistem ganjil genap serta one way yang berlaku dari tanggal 28 April sampai dengan 1 Mei 2022 dari Km 47 Japek sampai Km 414 Kalikangkung serta untuk waktunya telah ditentukan oleh SKB Menteri, dimana kendaraan bernomor ganjil sesuai dengan tanggal ganjil dan kendaraan bernomor belakang genap tidak boleh jalan.
“Mudik kali ini agak berbeda dengan progres mudik dari tahun – tahun sebelumnya, dimana kita mengharapkan bahwa pemudik bukan saja menjadi objek akan tetapi juga menjadi subjek , dengan harapan pemudik bisa berkontribusi untuk menjaga keamanan dan kelancaran arus mudik,” tutur Ibrahim Tompo.
Masyarakat pemudik bisa berkontribusi dengan cara mengetahui informasi tentang kepadatan arus lalu lintas dan juga jalur- jalur kembalinya, sehingga bisa menentukan dan merencanakan kapan harus mudik, kemudian menggunakan jalur yang mana. Ini diharapkan untuk bisa melakukan penyebaran terhadap jalur- jalur mudik, sehingga tidak terjadi kepadatan arus mudik pada beberapa jalur. (*Red)