Bandung, sebelas12.com – Indonesia masih sangat membutuhkan dokter gigi spesialis. Oleh karenanya, jumlah dokter gigi spesialis perlu ditingkatkan.
Hal ini disampaikan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg. Usman Sumantri dalam acara talkshow PDGI Kota Bandung di Holiday Inn, Rabu, 1 Juni 2022.
“Dokter gigi spesialis di Indonesia ini kurang. Di ASEAN saja, kita setara dengan negara kelas menengah bawah. Kita cuma punya 4.500 jumlah dokter gigi spesialis se-Indonesia. Dan ini rata-rata hanya menumpuk di kota besar,” ujar Usman.
Padahal, menurutnya perlu ada pemerataan tenaga medis sampai ke daerah terpencil. Jika tak ada regulasi dan percepatan regenerasi, dalam kurun 15 tahun kebutuhan akan dokter gigi spesialis tidak bisa terpenuhi.
“Saya berharap Unpad (Universitas Padjadjaran) dan universitas lain di kota besar melalui poli gigi umumnya bisa mencetak dokter gigi baru. Mereka bisa ditempatkan ke daerah terpencil yang kita ikat melalui regulasi,” usulnya.
Menanggapi hal ini, Ketua PDGI Kota Bandung, drg. Sri Mulyanti mengatakan, jika memang sebagian besar dokter gigi terutama spesialis masih menumpuk di kota-kota besar.
“Di Bandung, dokter gigi umum itu ada sekitar 1.400. Itu pun tidak semua aktif praktik ya. Ya memang kalau saya pikir, jumlah dokter gigi itu terlalu menumpuk di kota besar,” ungkap perempuan yang kerap disapa Yanti.
Menurutnya, belum meratanya jumlah dokter gigi di daerah terpencil juga berdampak dari kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai. Sebab, dokter gigi membutuhkan dukungan fasilitas, minimal kursi gigi untuk melakukan tindakan.
“Dokter gigi itu butuh alat, misalnya kursi gigi. Kalau tidak ada fasilitasnya, para dokter gigi juga tidak bisa maksimal melayani. Nantinya malah hanya penyuluhan. Saya pikir perlu didukung juga dengan fasilitas memadai sebelum diterjunkan ke daerah yang membutuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan apresiasinya untuk seluruh dokter gigi yang telah memberikan pelayanan maksimal di tengah pandemi.
“Rentan sekali dokter gigi ini terpapar karena Covid-19 itu kan dari droplet air liur ya. Mudah-mudahan setelah Kota Bandung masuk endemi, para dokter gigi bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi pada masyarakat,” kata Yana. (*Red)