Home Ragam IKPM dan LCB Tohaga Berikan Pelatihan Desain Batik Ramah Lingkungan di LP

IKPM dan LCB Tohaga Berikan Pelatihan Desain Batik Ramah Lingkungan di LP

by Admin

Bandung, Sebelas12 – Puluhan peserta penuhi acara workshop batik ramah lingkungan di aula Lembaga Pemasyarakatan Perempuan di Bandung, Sabtu, 21 Juli 2018, yang bertujuan untuk memberikan ketrampilan pada perempuan warga binaan lembaga pemasyarakatan.

Peserta perempuan antuasias mengikuti kegiatan ini, karena pengolahan malam yang digunakan berbeda. Bahkan dalam proses membatik ini tidak menggunakan canting tetapi dengan menggunakan plastik segitiga yang biasa digunakan perempuan dalam membuat kue, unik dan menarik.

Narasumber dalam workshop ini dipandu oleh Ariesa Pandanwangi. Peserta dibagi dalam 20 kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 5 orang, mereka dibagikan kain yang sudah dibentang diatas spanram, serta cat pewarna untuk membatik dan gutta tamarin.

Peserta workshop dipandu oleh para dosen yang berasal dari Universitas Kristen Maranatha dan anggota dari Lions Club Bandung Tohaga Distrik 307 B2 Indonesia.

Proses membuat desain batik dimulai dengan membuat pola diatas kain yang sudah dibentang kemudian pemberian guta tamarin, keringkan, dan lanjut k proses pewarnaan. Setelah selesai kembali keringkan dan kain siap disetrika untuk memunculkan warna. Setelah selesai kain dicuci dan batik sudah siap untuk dipakai sesuai dengan fungsinya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor 1 bidang akademik dan kemahasiswaan, Ketua Ikatan Kekeluargaan Perempuan Maranatha (IKPM), para anggota IKPM, Sekretaris Lions Club Bandung Tohaga serta serta anggota Lions Club Bandung Tohaga.

Batik Ramah Lingkungan

Ramah lingkungan karena materialnya asli lokal Indonesia yaitu pohon asam Jawa. Yang diambil adalah biji asam Jawa yang dikenal juga dalam bahasa Jawa adalah klungsu. Material ini dijadikan semacam tepung dan diolah sehingga menjadi lilin dingin. Batik ketika dilorot, air limbahnya tidak mengandung zat kimia. Bahkan saat membuat batikpun sangat aman dilakukan bagi siapa saja yang mau belajar membuat batik. Diharapkan dengan adanya pengembangan teknik membatik ini kecintaan terhadap batik semakin meningkat.

Harapan Rosa selaku ketua IKPM bahwa kemampuan dalam mengolah material lokal ini sehingga menjadi batik dapat dimanfaatkan oleh para perempuan warga binaan dalam meningkatkan taraf hidupnya ketika kumpul kembali dengan masyarakat. (*Red)

Related Posts

Leave a Comment